
Apa itu Wood Filler dan Fungsinya dalam Finishing Kayu
- By Biovarnish - 27 September 2025 - 02:06:34
Finishing kayu natural tidak hanya menggunakan pernis atau plitur, tetapi juga membutuhkan bahan lain seperti wood filler. Terkadang, kondisi awal kayu berpori besar, berlubang, atau retak. Apabila langsung dicat maka berisiko gagal, cacat permukaan masih terlihat, warna belang, dan boros bahan. Oleh sebab itu kita memerlukan wood filler agar media kayu siap difinishing.
Wood filler sering disamakan dengan dempul kayu, fungsinya memang serupa tapi tidak sepenuhnya sama. Di sini akan dibahas pengertian wood filler, fungsinya dalam finishing kayu, hingga perbedaannya dengan dempul. Kenali wood filler lebih jauh agar hasil finishing halus dan rata.
Wood filler adalah bahan finishing berbentuk pasta dengan warna menyerupai kayu. Fungsinya untuk mengisi pori-pori maupun celah sebelum masuk ke tahap finishing. Teksturnya halus dan mudah diaplikasikan. Setelah kering, wood filler bisa diamplas sehingga permukaan rata, dan siap diberi cat atau pernis.
Selain sebagai bahan pengisi pori, masih banyak fungsi wood filler dalam mendukung proses finishing natural. Berikut ini diantaranya:
Teknik close pore dilakukan dengan cara menutup seluruh pori kayu. Tujuannya agar permukaan sangat halus.
Wood filler juga biasa digunakan pada kayu berpori besar seperti kelapa. Aplikasikan secukupnya saja supaya mudah diamplas dan hasil tetap rata.


Campurkan wood filler dengan serbuk kayu untuk mengisi lubang atau retakan. Atau gunakan pasak terlebih dahulu jika lubang terlalu besar, kemudian tutup dengan wood filler. Setelahnya amplas sampai halus, dan lubang pun tersamarkan tanpa terlihat belang.
Pori-pori besar menyerap wood stain atau plitur secara tidak rata. Akibatnya sebagian ada yang berwarna pekat dan sebagian yang lain samar. Hasil yang belang dapat dicegah dengan pemakaian wood filler.
Selain membuat warna belang, penyerapan wood stain pada kayu berpori lebar juga mengakibatkan pemborosan bahan finishing.
Agar wood filler bekerja maksimal, ada beberapa tahapan aplikasi yang perlu diperhatikan.

Pastikan kayu kering, bersih dari debu, minyak, atau sisa lem. Permukaan yang kotor membuat wood filler sulit menempel.
Sesuaikan dengan jenisnya. Untuk wood filler water based gunakan air, sedangkan solvent based perlu pelarut seperti xylene atau toluene. Jangan terlalu kental agar mudah diaplikasikan, tapi juga jangan terlalu encer agar daya tutupnya tetap baik.
Gunakan scrap kayu atau pisau dempul. Pertama aplikasikan satu tarikan dari atas ke bawah, lalu tarik searah serat kayu. Teknik ini membuat pori lebih terisi dan padat. Aplikasikan secukupnya saja agar tidak terlalu tebal atau sulit diamplas.
Biarkan filler kering alami. Waktu kering bisa berbeda tergantung jenis bahan dasar dan kondisi ruangan.
Setelah kering, amplas dengan kertas amplas. Lakukan searah serat kayu sampai permukaan benar-benar rata dan halus. Jika pori masih terbuka, ulangi proses aplikasi.
Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, kayu akan siap menerima lapisan finishing berikutnya tanpa risiko belang atau permukaan kasar.
Wood filler perlu diencerkan terlebih dahulu agar mempermudah aplikasi. Bahan pengencer tergantung dari jenis wood filler berikut ini:
Menggunakan pelarut kimia seperti xylene atau toluene. Kelebihannya cepat kering dan daya rekat tinggi. Kekurangannya adalah bau tajam menyengat dan berisiko bagi kesehatan.
Lebih aman, ramah lingkungan, cepat kering, dan mudah digunakan. Hanya butuh air sebagai pelarut sehingga tidak menimbulkan bau menyengat. Wood filler water based lebih direkomendasikan dari segi keamanan maupun kualitas.
Terdapat dua pilihan warna wood filler yaitu jati dan ramin. Kedua warna ini sudah cukup untuk mendukung pengecatan berbagai warna natural.
Cocok untuk finishing natural dengan tone mendekati warna jati. Membuat hasil lebih natural dan seragam.
Jika akan mengecat dengan warna natural yang cenderung terang maka gunakan wood filler ramin. Membantu mempertahankan tampilan kayu agar tidak berubah tone.
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, terdapat perbedaan antara wood filler dengan dempul kayu. Dempul dipakai untuk menutup lubang dan celah berukuran besar. Sementara wood filler lebih fokus untuk mengisi pori atau celah dengan ukuran kecil.
Namun Anda juga bisa memakai wood filler untuk menutup lubang atau retak. Caranya campurkan wood filler dengan serbuk kayu atau pasak, sesuai ukuran lubang. Tutup dan ratakan dengan wood filler, kemudian amplas hingga halus.
Selain sering disamakan dengan dempul, wood filler juga mirip dengan wood putty. Namun sebenarnya wood filler dan wood putty berbeda.
Wood filler berwarna kayu untuk finishing natural. Sementara wood putty mempunyai warna putih yang menutup serat, sangat cocok untuk finishing solid.
Pemilihan wood filler sangat menentukan hasil finishing. Berikut beberapa faktor penting yang harus diperhatikan:
Kayu berpori besar seperti kayu kelapa butuh wood filler dengan daya tutup tinggi.
Finishing natural membutuhkan wood filler dengan warna mendekati serat kayu asli, misalnya ramin untuk terang dan jati untuk warna serupa kayu jati.
Jika bekerja di ruangan tertutup, pilih wood filler water based yang aman dan tidak berbau.
Pilih wood filler dengan tekstur halus dan tidak menggumpal. Tekstur yang rata memudahkan aplikasi sekaligus membuat hasil lebih rapi.
Wood filler yang baik mudah diamplas setelah kering. Dengan begitu, permukaan cepat rata.
Pastikan wood filler mampu menempel kuat pada permukaan kayu agar tidak mudah terkelupas setelah dilapisi cat.
Biovarnish Wood Filler adalah salah satu produk yang memenuhi kriteria di atas. Formulanya water based, mudah diamplas, bertekstur halus, melekat kuat dan berwarna natural menyerupai kayu. Untuk pemesanan dan informasi lebih lanjut silahkan klik banner di bawah ini.

Wood filler sering disamakan dengan dempul kayu, fungsinya memang serupa tapi tidak sepenuhnya sama. Di sini akan dibahas pengertian wood filler, fungsinya dalam finishing kayu, hingga perbedaannya dengan dempul. Kenali wood filler lebih jauh agar hasil finishing halus dan rata.
Pengertian Wood Filler
Wood filler adalah bahan finishing berbentuk pasta dengan warna menyerupai kayu. Fungsinya untuk mengisi pori-pori maupun celah sebelum masuk ke tahap finishing. Teksturnya halus dan mudah diaplikasikan. Setelah kering, wood filler bisa diamplas sehingga permukaan rata, dan siap diberi cat atau pernis.
Fungsi Wood Filler dalam Proses Finishing
Selain sebagai bahan pengisi pori, masih banyak fungsi wood filler dalam mendukung proses finishing natural. Berikut ini diantaranya:
1. Finishing Close Pore (Menutup Pori Kayu)
Teknik close pore dilakukan dengan cara menutup seluruh pori kayu. Tujuannya agar permukaan sangat halus.
Wood filler juga biasa digunakan pada kayu berpori besar seperti kelapa. Aplikasikan secukupnya saja supaya mudah diamplas dan hasil tetap rata.
2. Mengisi Retakan dan Lubang


Campurkan wood filler dengan serbuk kayu untuk mengisi lubang atau retakan. Atau gunakan pasak terlebih dahulu jika lubang terlalu besar, kemudian tutup dengan wood filler. Setelahnya amplas sampai halus, dan lubang pun tersamarkan tanpa terlihat belang.
3. Meratakan Warna
Pori-pori besar menyerap wood stain atau plitur secara tidak rata. Akibatnya sebagian ada yang berwarna pekat dan sebagian yang lain samar. Hasil yang belang dapat dicegah dengan pemakaian wood filler.
4. Menghemat Bahan Finishing
Selain membuat warna belang, penyerapan wood stain pada kayu berpori lebar juga mengakibatkan pemborosan bahan finishing.
Cara Mengaplikasikan Wood Filler dengan Tepat
Agar wood filler bekerja maksimal, ada beberapa tahapan aplikasi yang perlu diperhatikan.

1. Persiapan Permukaan Kayu
Pastikan kayu kering, bersih dari debu, minyak, atau sisa lem. Permukaan yang kotor membuat wood filler sulit menempel.
2. Mengencerkan Wood Filler
Sesuaikan dengan jenisnya. Untuk wood filler water based gunakan air, sedangkan solvent based perlu pelarut seperti xylene atau toluene. Jangan terlalu kental agar mudah diaplikasikan, tapi juga jangan terlalu encer agar daya tutupnya tetap baik.
3. Aplikasi Searah Serat Kayu
Gunakan scrap kayu atau pisau dempul. Pertama aplikasikan satu tarikan dari atas ke bawah, lalu tarik searah serat kayu. Teknik ini membuat pori lebih terisi dan padat. Aplikasikan secukupnya saja agar tidak terlalu tebal atau sulit diamplas.
4. Proses Pengeringan
Biarkan filler kering alami. Waktu kering bisa berbeda tergantung jenis bahan dasar dan kondisi ruangan.
5. Pengamplasan
Setelah kering, amplas dengan kertas amplas. Lakukan searah serat kayu sampai permukaan benar-benar rata dan halus. Jika pori masih terbuka, ulangi proses aplikasi.
Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, kayu akan siap menerima lapisan finishing berikutnya tanpa risiko belang atau permukaan kasar.
Jenis Wood Filler Berdasarkan Pelarut
Wood filler perlu diencerkan terlebih dahulu agar mempermudah aplikasi. Bahan pengencer tergantung dari jenis wood filler berikut ini:
Wood Filler Solvent Based
Menggunakan pelarut kimia seperti xylene atau toluene. Kelebihannya cepat kering dan daya rekat tinggi. Kekurangannya adalah bau tajam menyengat dan berisiko bagi kesehatan.
Wood Filler Water Based
Lebih aman, ramah lingkungan, cepat kering, dan mudah digunakan. Hanya butuh air sebagai pelarut sehingga tidak menimbulkan bau menyengat. Wood filler water based lebih direkomendasikan dari segi keamanan maupun kualitas.
Jenis Wood Filler Berdasarkan Warna
Terdapat dua pilihan warna wood filler yaitu jati dan ramin. Kedua warna ini sudah cukup untuk mendukung pengecatan berbagai warna natural.
Warna Jati
Cocok untuk finishing natural dengan tone mendekati warna jati. Membuat hasil lebih natural dan seragam.
Warna Ramin
Jika akan mengecat dengan warna natural yang cenderung terang maka gunakan wood filler ramin. Membantu mempertahankan tampilan kayu agar tidak berubah tone.
Perbedaan Wood Filler dengan Dempul Kayu
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, terdapat perbedaan antara wood filler dengan dempul kayu. Dempul dipakai untuk menutup lubang dan celah berukuran besar. Sementara wood filler lebih fokus untuk mengisi pori atau celah dengan ukuran kecil.
Namun Anda juga bisa memakai wood filler untuk menutup lubang atau retak. Caranya campurkan wood filler dengan serbuk kayu atau pasak, sesuai ukuran lubang. Tutup dan ratakan dengan wood filler, kemudian amplas hingga halus.
Perbedaan Wood Filler dengan Wood Putty
Selain sering disamakan dengan dempul, wood filler juga mirip dengan wood putty. Namun sebenarnya wood filler dan wood putty berbeda.
Wood filler berwarna kayu untuk finishing natural. Sementara wood putty mempunyai warna putih yang menutup serat, sangat cocok untuk finishing solid.
Tips Memilih Wood Filler yang Tepat
Pemilihan wood filler sangat menentukan hasil finishing. Berikut beberapa faktor penting yang harus diperhatikan:
1. Jenis Kayu
Kayu berpori besar seperti kayu kelapa butuh wood filler dengan daya tutup tinggi.
2. Jenis Finishing
Finishing natural membutuhkan wood filler dengan warna mendekati serat kayu asli, misalnya ramin untuk terang dan jati untuk warna serupa kayu jati.
3. Lingkungan Kerja
Jika bekerja di ruangan tertutup, pilih wood filler water based yang aman dan tidak berbau.
4. Tekstur Wood Filler
Pilih wood filler dengan tekstur halus dan tidak menggumpal. Tekstur yang rata memudahkan aplikasi sekaligus membuat hasil lebih rapi.
5. Kemudahan Diamplas
Wood filler yang baik mudah diamplas setelah kering. Dengan begitu, permukaan cepat rata.
6. Daya Rekat
Pastikan wood filler mampu menempel kuat pada permukaan kayu agar tidak mudah terkelupas setelah dilapisi cat.
Baca juga : Dempul Kayu Kuat ala Biovarnish Wood Filler
Biovarnish Wood Filler adalah salah satu produk yang memenuhi kriteria di atas. Formulanya water based, mudah diamplas, bertekstur halus, melekat kuat dan berwarna natural menyerupai kayu. Untuk pemesanan dan informasi lebih lanjut silahkan klik banner di bawah ini.
