Mempercantik Plafon Kayu Dengan Cat Water Based Agar Lebih Tahan Lama

  • By Biovarnish - 21 Oktober 2019 - 14:52:10

 

Hunian rumah bergaya klasik memiliki ornamen-ornamen ukir yang menarik untuk ditonjolkan. Pada umumnya, hunian bergaya klasi seperti rumah joglo pasti menggunakan plafon yang terbuat dari kayu untuk menambah kesan tradisional. Jenis plafon yang digunakan pun bisa beragam yakni berupa batang kayu atau hanya lembaran-lembaran kayu.

Plafon yang terbuat dari kayu juga membutuhkan lapisan cat pada permukaannya. Tujuan lapisan cat pada kayu tersebut dengan maksud agar kayu tidak mudah rusak. Bagaimana pun, kayu merupakan serat alam yang mudah rusak apabila dibiarkan begitu saja dan tidak dirawat dengan baik. Meskipun kadangkala kayu yang digunakan adalah kayu jati namun tetap saja membutuhkan lapisan cat.

Cat untuk melapisi plafon kayu tersebut akan meminimalisir kerusakan diakibatkan oleh suhu maupun cuaca. Sehingga kayu akan terlindungi dengan baik dan dapat bertahan lebih lama dibandingkan tidak sama sekali. Biasanya, cat yang digunakan untuk plafon kayu menyesuaikan dengan nuansa yang ingin ditonjolkan. Namun, pada umumnya adalah natural kayu karena plafon kayu tersebut memiliki peran yang penting guna menambah kesan klasik.

Tampilan natural pada kayu memang tampak tidak dilapisi cat namun fungsi cat tersebut sesungguhnya adalah mempertajam tampilan yang sudah melekat pada kayu. Dengan melapisi cat pada permukaan kayu tidak lantas menutup serat kayu yang ada. Justru dengan tampilan kayu, tampilan serat akan terlihat lebih tajam.

Untuk menguatkan tampilan kayu, cat kayu yang sering digunakan adalah plitut. Jenis cat yang satu ini memang sudah umum digunakan dalam dunia finishing sebab mudah diaplikasikan dan hasilnya yang memuaskan. Dahulu, plitur yang digunakan masih berbentuk serlak yang mana harus dicampurkan terlebih dahulu dengan thinner atau spiritus. Namun, untuk saat plitur karakter plitur sudah berubah merkipun masih menggunakan pelarut organik seperti spiritus yakni berbentuk cairan.

Karena bentuknya yang cair membuat plitur lebih mudah diaplikasikan baik dengan cara semprot maupun kuas. Untuk plitur dengan pelarut organik ini sebaiknya digunakan di tempat yang terbuka atau outdoor karena partikel bahan finishing ini tidak baik jika terhirup ke dalam tubuh terlebih jika diaplikasikan di tempat yang tertutup. Biasanya akan menimbulkan bau yang menyengat diakibatkan oleh pelarut organik yang digunakan sehingga bisa menyebabkan pusing hingga pingsan.

Meskipun plitur berpelarut organik ini masih eksis di pangsa pasar nasional nyatanya kebutuhan plitur ini sudah tidak boleh digunakan lagi loh di berbagai negara di dunia. Hal ini dikarenakan plitur berpelarut organik mengandung bahan kimia berbahaya serta mengandung VOC dengan kadar yang tinggi. Dampaknya pun tidak tanggung-tanggung yakni kanker hingga menjadi salah satu penyebab melebarnya lapisan ozon yang membuat suhu permukaan bumi semakin panas.

Melihat dampak buruk plitur berpelarut organik tersebut, kini telah berkembang teknologi terbaru di dunia finishing yakni plitur ramah lingkungan. Kenapa plitur tersebut dikatakan ramah lingkungan? Sebab, plitur itu tidak mengandung bahan kimia berbahaya serta rendah VOC. Sehingga plitur ini sangat disarankan untuk penggunaannya bahkan di berbahai negara di dunia sudah mengakui kualitas dan keamanan jenis plitur tersebut.

Seperti apakah plitur yang ramah lingkungan? Plitur yang ramah lingkungan adalah plitur yang menggunakan bahan dasar dan pelarut air sehingga kandungan bahannya aman digunakan. Meskipun di Indonesia masih jarang, namun penggunaan plitur berbahan dasar air tersebut sudah mulai disadari oleh masyarakat loh.

Kelebihan plitur berbahan dasar air:

  • Aman dan ramah lingkungan

  • Tidak mengandung bahan kimia berbahaya dan rendah VOC

  • Mudah diaplikasikan

  • Memiliki daya rekat yang baik

  • Tahan terhadap air


Kekurangan plitur berbahan dasar air:

  • Harganya lebih mahal dari plitur konvensional

  • Tingkat kilap tidak setajam plitur konvensional


Finishing Plafon Kayu Menggunakan Plitur Berbahan Dasar Air


Plitur berbahan dasar air memang masih langka di Indonesia namun saat ini baik masyarakat, pengrajin maupun pengusaha kayu sudah menyadari akan pentingnya cat kayu tersebut. Meskipun masih langka namun perkembangan cat berbahan dasar air lebih cepat daripada plitur konvensional. Dengan demikian, keberadaan cat berbahan dasar air tersebut mulai banyak diakui di masyarakat untuk kebutuhan furniture, perabota maupun kerajinan berbahan substrat alam.

Salah satu plitur kayu yang aman dan ramah lingkungan adalah Biovarnish. Plitur tersebut adalah plitur yang terbuat dari bahan dasar air yang sudah disesuaikan dengan standar regulasi keamanan bahan kimia internasional seperti US Enviromental Protection Agency dan EU ECHA Reach yang mana kedua regulasi tersebut menjadi rujukan terhadap kandungan bahan kimia serta kadar VOC yang aman pada produk finishing.

Kelebihan dari plitur ramah lingkungan ini adalah bisa diaplikasikan ke berbagai media finishing seperti kayu solid, kayu olahan, bambu, rotan maupun substrat alam lainnya. Biasanya, plitur konvensional tidak bisa diaplikasikan dengan banyak metode namun berbeda dengan Biovarnish yang bisa diaplikasikan menggunakan metode apapun seperti kuas atau semprot. Hasilnya tidak kalah dengan plitur konvensional pada umumnya sebab cat ini memiliki daya rekat yang kuat dan transparansi warna yang tajam. Terlebih saat Biovarnish diaplikasikan ke permukaan media finishing, hasilnya akan jauh lebih lama dan tidak mudah memudar. Berbeda dengan plitur konvensional yang mudah memudar karena adanya penguapan. Penguapan yang terjadi pada plitur konvensional tersebut bisa terjadi karena kandungan minyak didalamnya sehingga memudahkan lapisan cat cepat memudar.

Untuk memudahkan Anda dalam finishing plafon kayu, Biovarnish menawarkan pproduk finishing dengan hasil seperti layaknya profesional. Berikut langkah-langkah finishing plafon kayu menggunakan produk finishing Biovarnish:

  • Sebelum melalui tahap finishing, sebaiknya kayu yang digunakan kering (MC level 12%), bersih dan rata. Hal tersebut bertujuan agar kayu lebih mudah dilapisi cat.

  • Aplikasikan Biovarnish wood filler untuk menutup pori-pori kayu sehingga tidak akan menghabiskan banyak cat. Aplikasikan ke seluruh permukaan kayu menggunakan pisau pallet atau sejenisnya. Kemudian, diamkan dalam suhu ruangan kurang lebih 30 menit. Apabila sudah kering sentuh, amplas dengan tekanan pelan menggunakan kertas amplas alumunium oxide no. 240

  • Aplikasikan Biovarnish liquid stain. Sebelumnya campurkan air dengan perbandingan 2 bahan : 1 air kemudian aduk hingga tercampur dan tidak menyisakan endapan. Kemudian kuaskan atau semprot ke seluruh permukaan kayu. Lalu diamkan dalam suhu ruangan kurang lebih 60 menit. Amplas ambang apabila cat pada kayu tersebut sudah mengering

  • Aplikasikan Biovarnish sanding sealer sama halnya dengan tahapan diatas. Namun, untuk hasil yang maksimal gunakan cara semprot.

  • Aplikasikan Biovarnish clear coat agar hasil akhir lebih menarik serta bertujuan untuk mengunci warna. Campurkan air kemudian aplikasikan ke seluruh permukaan kayu. Diamkan selama 30 menit untuk hasil kering sentuh. Apabila hasilnya belum sesuai dengan yang diinginkan, aplikasikan ulang pada tahapan ini. Sedangkan sudah mendapatkan hasil yang diinginkan, diamkan selama 24 jam untuk kering packaging atau kering yang sudah siap digunakan.