
Perbedaan Finishing Kayu Open Pore dan Closed Pore
- By Biovarnish - 29 September 2025 - 08:01:05
Keindahan finishing kayu natural tampak dari guratan serat, warna, maupun tingkat kehalusannya. Pori-pori yang tertutup rapat membuat finishing semakin halus. Teknik finishing dengan cara menutup seluruh pori ini dikenal dengan finishing kayu closed pore. Sementara apabila pori dibiarkan terbuka akan terasa lebih kasar, namun guratan serat terlihat tajam dan indah. Finishing dengan pori kayu terbuka disebut dengan finishing kayu open pore.
Kedua jenis finishing tersebut banyak diterapkan oleh pengrajin. Penggunaan teknik tergantung pada kebutuhan dan tujuan finishing. Di sini akan dijelaskan mengenai perbedaan finishing kayu open pore dan closed pore, kelebihan, kekurangan, serta cara memilih teknik yang sesuai.
Open pore adalah teknik finishing yang tetap memperlihatkan pori kayu meskipun sudah diberi lapisan cat. Serat kayu tampak jelas, memberi kesan natural.
Sebagian orang ingin kayunya terlihat alami apa adanya, guratan serat dan tekstur seasli mungkin. Di sinilah perlunya memakai finishing open pore. Tampilan asli kayu tetap menonjol, cocok untuk desain rustic atau natural.
Bagi pengrajin yang ingin menekan biaya tentu lebih cocok dengan teknik finishing open pore. Tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk pemakaian dempul atau wood filler.
Proses pengerjaan relatif lebih cepat karena tidak membutuhkan banyak lapisan. Setelah media kayu diamplas, bisa langsung masuk ke tahap pengecatan.
Apabila pori kayu terlalu lebar maka mengamplas saja tidak cukup, hasil pengecatan berpotensi tetap kasar.
Pori kayu bisa menyerap air dan kelembapan, menyebabkan kayu cepat berjamur, kusam, atau lapuk.
Closed pore menutup rapat semua pori kayu dengan wood filler, menghasilkan permukaan halus dan rata.
Memberikan perlindungan maksimal, permukaan licin, dan daya tahan lebih lama. Furnitur terlihat rapi dan mewah.
Wood filler menutup pori kayu sehingga noda maupun air tidak mudah terserap ke dalam serat. Selain itu, banyaknya lapisan membuat finishing semakin tebal, kuat dan lentur. Tidak mudah rusak apabila tergores ataupun terbentur.
Hasil finishing terasa halus dan lembut saat disentuh. Itulah mengapa teknik finishing closed pore banyak diterapkan pada furniture premium atau mewah.
Proses pengerjaan lebih rumit karena butuh lapisan penutup pori terlebih dahulu. Biaya finishing juga biasanya lebih tinggi.
Pemilihan finishing tergantung kebutuhan.
Untuk hasil terbaik, gunakan produk finishing water based yang ramah lingkungan. Biovarnish Wood Filler dapat membantu menutup pori sesuai kebutuhan, baik untuk open pore maupun closed pore. Wood filler ini dapat menutup pori dengan rapat, tekstur lembut, serta mudah diamplas. Tersedia dalam dua pilihan warna yaitu ramin dan jati.
Klik banner di bawah ini untuk pemesanan Biovarnish Wood Filler.

Kedua jenis finishing tersebut banyak diterapkan oleh pengrajin. Penggunaan teknik tergantung pada kebutuhan dan tujuan finishing. Di sini akan dijelaskan mengenai perbedaan finishing kayu open pore dan closed pore, kelebihan, kekurangan, serta cara memilih teknik yang sesuai.
Finishing Kayu Open Pore
Open pore adalah teknik finishing yang tetap memperlihatkan pori kayu meskipun sudah diberi lapisan cat. Serat kayu tampak jelas, memberi kesan natural.
Kelebihan Open Pore
1. Tampilan Natural
Sebagian orang ingin kayunya terlihat alami apa adanya, guratan serat dan tekstur seasli mungkin. Di sinilah perlunya memakai finishing open pore. Tampilan asli kayu tetap menonjol, cocok untuk desain rustic atau natural.
2. Hemat Biaya
Bagi pengrajin yang ingin menekan biaya tentu lebih cocok dengan teknik finishing open pore. Tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk pemakaian dempul atau wood filler.
3. Proses Finishing Lebih Cepat
Proses pengerjaan relatif lebih cepat karena tidak membutuhkan banyak lapisan. Setelah media kayu diamplas, bisa langsung masuk ke tahap pengecatan.
Kekurangan Open Pore
1. Tekstur Terasa Kasar
Apabila pori kayu terlalu lebar maka mengamplas saja tidak cukup, hasil pengecatan berpotensi tetap kasar.
2. Mudah Menyerap Kelembapan dan Kotoran
Pori kayu bisa menyerap air dan kelembapan, menyebabkan kayu cepat berjamur, kusam, atau lapuk.
Finishing Kayu Closed Pore
Closed pore menutup rapat semua pori kayu dengan wood filler, menghasilkan permukaan halus dan rata.
Kelebihan Closed Pore
Memberikan perlindungan maksimal, permukaan licin, dan daya tahan lebih lama. Furnitur terlihat rapi dan mewah.
1. Perlindungan Lebih Optimal
Wood filler menutup pori kayu sehingga noda maupun air tidak mudah terserap ke dalam serat. Selain itu, banyaknya lapisan membuat finishing semakin tebal, kuat dan lentur. Tidak mudah rusak apabila tergores ataupun terbentur.
2. Tekstur Kayu Sangat Halus
Hasil finishing terasa halus dan lembut saat disentuh. Itulah mengapa teknik finishing closed pore banyak diterapkan pada furniture premium atau mewah.
Kekurangan Closed Pore
Proses pengerjaan lebih rumit karena butuh lapisan penutup pori terlebih dahulu. Biaya finishing juga biasanya lebih tinggi.
Cara Memilih Finishing yang Tepat
Pemilihan finishing tergantung kebutuhan.
- Untuk furniture dekoratif atau gaya rustic yang mengutamakan keaslian dan estetika, open pore lebih sesuai.
- Gunakan teknik closed pore untuk furniture yang sering dipakai atau butuh daya tahan ekstra. Closed pore juga cocok diterapkan jika ingin hasil terasa halus.
Baca juga : Kenali Perbedaan Sanding Sealer dan Wood Filler dalam Proses Finishing
Untuk hasil terbaik, gunakan produk finishing water based yang ramah lingkungan. Biovarnish Wood Filler dapat membantu menutup pori sesuai kebutuhan, baik untuk open pore maupun closed pore. Wood filler ini dapat menutup pori dengan rapat, tekstur lembut, serta mudah diamplas. Tersedia dalam dua pilihan warna yaitu ramin dan jati.
Klik banner di bawah ini untuk pemesanan Biovarnish Wood Filler.
