
Tips Lolos Standar Kualitas Furniture Ekspor ke Amerika Serikat
- By Biovarnish - 14 Maret 2025 - 08:24:17
Amerika Serikat menyerap sebanyak 70 hingga 8o persen ekspor produk mebel Indonesia. Bahkan, mebel dan furniture merupakan produk Indonesia yang permintaannya cukup besar di pasar AS. Bagi eksportir, peluang ini sangat menarik. Namun, standar kualitas dan regulasi ekspor yang ketat, menjadi tantangan besar.
Persyaratan seperti legalitas bahan baku dan keamanan produk wajib dipenuhi untuk menembus pasar AS. Berikut penjelasan lengkap mengenai standar kualitas furniture untuk ekspor ke Amerika Serikat.
Amerika Serikat merupakan salah satu importir furniture terbesar di dunia. Pada tahun 2023, nilai impor furniture mencapai lebih dari USD 70 miliar, dengan Indonesia sebagai salah satu pemasok utama.
Namun, konsumen AS semakin selektif dalam memilih produk, terutama terkait keamanan, kualitas bahan, dan aspek lingkungan. Oleh karena itu, mematuhi standar internasional menjadi kunci utama bagi eksportir yang ingin sukses di pasar furniture Amerika Serikat.
Memenuhi standar kualitas bukan hanya kewajiban hukum, tetapi juga meningkatkan kepercayaan konsumen dan daya saing produk. Jika furniture tidak sesuai standar, risiko penolakan impor atau recall produk sangat tinggi. Hal ini dapat menurunkan reputasi perusahaan dan menimbulkan kerugian finansial yang besar.
Selain itu, beberapa pengecer besar di AS seperti IKEA, Walmart, dan Home Depot hanya menerima produk yang memenuhi regulasi ketat. Oleh karenanya, memahami dan mematuhi standar ini menjadi langkah penting bagi eksportir.
TSCA Title VI mengatur batas emisi formaldehida dalam produk kayu olahan seperti MDF dan plywood. Standar ini bertujuan untuk melindungi konsumen dari bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Semua furniture berbahan kayu olahan yang diekspor ke AS harus memiliki sertifikat kepatuhan TSCA Title VI.
Regulasi ini lebih ketat dibandingkan TSCA Title VI dan sering menjadi syarat bagi pengecer besar. CARB Phase 2 membatasi emisi gas beracun dari furniture berbahan kayu dan diterapkan di seluruh AS, bukan hanya di California. Produk yang tidak memenuhi standar ini bisa ditolak masuk ke pasar.
Lacey Act melarang impor produk kayu yang diperoleh secara ilegal. Eksportir harus membuktikan bahwa kayu yang digunakan berasal dari sumber yang sah dan memiliki dokumen legalitas lengkap. Kepatuhan terhadap regulasi ini dapat meningkatkan daya tarik produk bagi konsumen yang peduli lingkungan.
SVLK adalah sertifikasi asal Indonesia yang memastikan kayu yang digunakan dalam furniture berasal dari hutan yang dikelola secara legal dan lestari. Sertifikasi ini membantu eksportir dalam memenuhi persyaratan Lacey Act dan meningkatkan kepercayaan pasar internasional terhadap produk Indonesia.
Dua standar ini berfokus pada keamanan dan daya tahan furniture:
Agar diterima di pasar AS, furniture harus memenuhi beberapa spesifikasi teknis berikut:
Label produk harus sesuai dengan regulasi US Customs and Border Protection (CBP). Informasi yang wajib dicantumkan meliputi:
Dokumen pendukung seperti bill of lading, packing list, dan sertifikat kepatuhan juga harus lengkap untuk menghindari masalah saat proses bea cukai.
Pengemasan berperan penting dalam melindungi furniture selama pengiriman. Standar yang harus dipenuhi antara lain:
Meskipun Indonesia memiliki kayu berkualitas tinggi seperti jati dan mahoni, eksportir masih menghadapi beberapa tantangan, yaitu:
1. Sertifikasi yang kompleks dan mahal. Mendapatkan sertifikasi seperti CARB atau FSC membutuhkan biaya tinggi.
2. Persaingan ketat dari negara lain. Vietnam dan Tiongkok menawarkan harga lebih kompetitif karena skala produksi besar.
3. Biaya logistik yang tinggi. Pengiriman ke AS memerlukan perlindungan ekstra dan kepatuhan terhadap regulasi bea cukai.
Agar sukses di pasar AS, eksportir dapat menerapkan strategi berikut:
1. Gunakan bahan baku bersertifikasi: Pilih kayu dengan FSC, SVLK, atau PEFC agar lebih dipercaya oleh pembeli internasional.
2. Terapkan kontrol kualitas yang ketat: Periksa setiap produk sebelum pengiriman untuk memastikan tidak ada cacat atau kesalahan produksi.
3. Optimalkan proses pengemasan: Gunakan teknik pengemasan yang aman untuk mengurangi risiko kerusakan saat transit.
4. Pelajari regulasi terbaru: Standar dapat berubah, jadi penting untuk terus memperbarui pengetahuan tentang regulasi ekspor.
Selain bahan baku, finishing berperan penting dalam memastikan keamanan, daya tahan, dan daya tarik furniture yang diekspor ke Amerika Serikat. Produk finishing yang digunakan harus bebas dari bahan kimia berbahaya. Serta memenuhi standar lingkungan dan kesehatan yang berlaku di AS.
Salah satu finishing yang direkomendasikan untuk ekspor furniture adalah Biovarnish, karena telah memenuhi standar reguasi EPA dan ECHA. Environmental Protection Agency (EPA) di Amerika Serikat mengatur batas emisi bahan kimia beracun dalam produk furniture. Biovarnish memastikan finishing furniture aman, tahan lama, dan sesuai dengan standar internasional.
Keunggulan Biovarnish untuk Furniture Ekspor:
1. Water based (berbasis air), tanpa VOC (Volatile Organic Compounds), dan ramah lingkungan.
2. Memenuhi standar regulasi internasional, termasuk EPA (AS) dan ECHA (Uni Eropa).
3. Tahan terhadap perubahan cuaca dan memiliki daya rekat tinggi.
4. Tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
5. Hasil akhir natural dan elegan, meningkatkan daya saing produk di pasar global.
Dengan menggunakan Biovarnish, eksportir dapat memastikan bahwa furniture mereka memenuhi standar kualitas, kesehatan, dan lingkungan yang berlaku di Amerika Serikat. Ini akan membantu mempercepat proses ekspor, meningkatkan kepercayaan pelanggan, dan memperluas pasar di tingkat internasional.
Baca juga : Mengenal Cat Kayu Water Based Solusi Finishing Aman Tanpa Bau
Memenuhi standar kualitas furniture untuk ekspor ke Amerika Serikat adalah kunci sukses di pasar global. Regulasi seperti TSCA Title VI, Lacey Act, CARB Phase 2, dan ASTM International Standards memastikan produk memiliki legalitas bahan baku, keamanan, dan dampak lingkungan yang minimal.
Selain bahan baku, finishing yang aman juga penting. Biovarnish, yang telah memenuhi regulasi EPA dan ECHA, memastikan furniture sesuai standar lingkungan dan kesehatan, sekaligus meningkatkan daya saing internasional.
Dengan memahami regulasi, menerapkan standar produksi yang ketat, dan memilih finishing yang tepat, eksportir Indonesia dapat memperluas pasar dan membangun reputasi sebagai produsen furniture berkualitas tinggi yang ramah lingkungan.
Baca juga : Cara Memenuhi Persyaratan Ekspor Furniture Kayu ke Eropa
Untuk pemesanan Biovarnish, silahkan klik banner di bawah ini.

Persyaratan seperti legalitas bahan baku dan keamanan produk wajib dipenuhi untuk menembus pasar AS. Berikut penjelasan lengkap mengenai standar kualitas furniture untuk ekspor ke Amerika Serikat.
Gambaran Pasar Furniture di Amerika Serikat
Amerika Serikat merupakan salah satu importir furniture terbesar di dunia. Pada tahun 2023, nilai impor furniture mencapai lebih dari USD 70 miliar, dengan Indonesia sebagai salah satu pemasok utama.
Namun, konsumen AS semakin selektif dalam memilih produk, terutama terkait keamanan, kualitas bahan, dan aspek lingkungan. Oleh karena itu, mematuhi standar internasional menjadi kunci utama bagi eksportir yang ingin sukses di pasar furniture Amerika Serikat.
Pentingnya Mematuhi Standar Kualitas Ekspor
Memenuhi standar kualitas bukan hanya kewajiban hukum, tetapi juga meningkatkan kepercayaan konsumen dan daya saing produk. Jika furniture tidak sesuai standar, risiko penolakan impor atau recall produk sangat tinggi. Hal ini dapat menurunkan reputasi perusahaan dan menimbulkan kerugian finansial yang besar.
Selain itu, beberapa pengecer besar di AS seperti IKEA, Walmart, dan Home Depot hanya menerima produk yang memenuhi regulasi ketat. Oleh karenanya, memahami dan mematuhi standar ini menjadi langkah penting bagi eksportir.
Regulasi dan Standar Mutu untuk Furniture Ekspor ke AS
1. TSCA Title VI (Toxic Substances Control Act)
TSCA Title VI mengatur batas emisi formaldehida dalam produk kayu olahan seperti MDF dan plywood. Standar ini bertujuan untuk melindungi konsumen dari bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Semua furniture berbahan kayu olahan yang diekspor ke AS harus memiliki sertifikat kepatuhan TSCA Title VI.
2. CARB Phase 2 (California Air Resources Board)
Regulasi ini lebih ketat dibandingkan TSCA Title VI dan sering menjadi syarat bagi pengecer besar. CARB Phase 2 membatasi emisi gas beracun dari furniture berbahan kayu dan diterapkan di seluruh AS, bukan hanya di California. Produk yang tidak memenuhi standar ini bisa ditolak masuk ke pasar.
3. Lacey Act
Lacey Act melarang impor produk kayu yang diperoleh secara ilegal. Eksportir harus membuktikan bahwa kayu yang digunakan berasal dari sumber yang sah dan memiliki dokumen legalitas lengkap. Kepatuhan terhadap regulasi ini dapat meningkatkan daya tarik produk bagi konsumen yang peduli lingkungan.
4. SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu)
SVLK adalah sertifikasi asal Indonesia yang memastikan kayu yang digunakan dalam furniture berasal dari hutan yang dikelola secara legal dan lestari. Sertifikasi ini membantu eksportir dalam memenuhi persyaratan Lacey Act dan meningkatkan kepercayaan pasar internasional terhadap produk Indonesia.
5. ASTM International Standards & ANSI/BIFMA
Dua standar ini berfokus pada keamanan dan daya tahan furniture:
- ASTM (American Society for Testing and Materials) mengatur stabilitas, ketahanan, dan keamanan produk rumah tangga.
- ANSI/BIFMA (untuk furniture kantor) memastikan bahwa produk tahan lama dan aman digunakan dalam jangka panjang.
Persyaratan Teknis dan Spesifikasi Produk
Agar diterima di pasar AS, furniture harus memenuhi beberapa spesifikasi teknis berikut:
- Kadar air: 8-12% untuk mencegah retak atau deformasi.
- Kekuatan struktur: Harus stabil dan tidak mudah roboh.
- Bahan finishing: Disarankan menggunakan cat atau pelapis yang ramah lingkungan dan bebas zat beracun.
- Keamanan anak-anak: Jika produk ditujukan untuk anak-anak, harus memenuhi standar keamanan CPSC (Consumer Product Safety Commission).
Labeling dan Dokumentasi yang Wajib Disertakan
Label produk harus sesuai dengan regulasi US Customs and Border Protection (CBP). Informasi yang wajib dicantumkan meliputi:
- Nama dan negara asal produsen
- Komposisi bahan baku
- Nomor sertifikasi kepatuhan (misalnya, TSCA Title VI, CARB)
- Petunjuk perawatan dan penggunaan
Dokumen pendukung seperti bill of lading, packing list, dan sertifikat kepatuhan juga harus lengkap untuk menghindari masalah saat proses bea cukai.
Proses Pengemasan dan Pengiriman yang Sesuai Standar
Pengemasan berperan penting dalam melindungi furniture selama pengiriman. Standar yang harus dipenuhi antara lain:
- ISPM-15 (International Standards for Phytosanitary Measures No. 15): Jika menggunakan kemasan kayu, harus bebas hama dan sudah melalui proses fumigasi.
- Pelindung tambahan: Gunakan bubble wrap, styrofoam, atau bahan lain untuk menghindari kerusakan akibat benturan.
- Gunakan label "Fragile" atau "Handle with Care" untuk menandai produk yang rentan terhadap kerusakan agar mendapatkan perlakuan khusus selama pengiriman.
Tantangan yang Dihadapi Eksportir Indonesia
Meskipun Indonesia memiliki kayu berkualitas tinggi seperti jati dan mahoni, eksportir masih menghadapi beberapa tantangan, yaitu:
1. Sertifikasi yang kompleks dan mahal. Mendapatkan sertifikasi seperti CARB atau FSC membutuhkan biaya tinggi.
2. Persaingan ketat dari negara lain. Vietnam dan Tiongkok menawarkan harga lebih kompetitif karena skala produksi besar.
3. Biaya logistik yang tinggi. Pengiriman ke AS memerlukan perlindungan ekstra dan kepatuhan terhadap regulasi bea cukai.
Strategi untuk Memenuhi Standar Kualitas Ekspor
Agar sukses di pasar AS, eksportir dapat menerapkan strategi berikut:
1. Gunakan bahan baku bersertifikasi: Pilih kayu dengan FSC, SVLK, atau PEFC agar lebih dipercaya oleh pembeli internasional.
2. Terapkan kontrol kualitas yang ketat: Periksa setiap produk sebelum pengiriman untuk memastikan tidak ada cacat atau kesalahan produksi.
3. Optimalkan proses pengemasan: Gunakan teknik pengemasan yang aman untuk mengurangi risiko kerusakan saat transit.
4. Pelajari regulasi terbaru: Standar dapat berubah, jadi penting untuk terus memperbarui pengetahuan tentang regulasi ekspor.
Bahan Finishing Aman untuk Furniture Ekspor
Selain bahan baku, finishing berperan penting dalam memastikan keamanan, daya tahan, dan daya tarik furniture yang diekspor ke Amerika Serikat. Produk finishing yang digunakan harus bebas dari bahan kimia berbahaya. Serta memenuhi standar lingkungan dan kesehatan yang berlaku di AS.
Salah satu finishing yang direkomendasikan untuk ekspor furniture adalah Biovarnish, karena telah memenuhi standar reguasi EPA dan ECHA. Environmental Protection Agency (EPA) di Amerika Serikat mengatur batas emisi bahan kimia beracun dalam produk furniture. Biovarnish memastikan finishing furniture aman, tahan lama, dan sesuai dengan standar internasional.
Keunggulan Biovarnish untuk Furniture Ekspor:
1. Water based (berbasis air), tanpa VOC (Volatile Organic Compounds), dan ramah lingkungan.
2. Memenuhi standar regulasi internasional, termasuk EPA (AS) dan ECHA (Uni Eropa).
3. Tahan terhadap perubahan cuaca dan memiliki daya rekat tinggi.
4. Tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
5. Hasil akhir natural dan elegan, meningkatkan daya saing produk di pasar global.
Dengan menggunakan Biovarnish, eksportir dapat memastikan bahwa furniture mereka memenuhi standar kualitas, kesehatan, dan lingkungan yang berlaku di Amerika Serikat. Ini akan membantu mempercepat proses ekspor, meningkatkan kepercayaan pelanggan, dan memperluas pasar di tingkat internasional.
Baca juga : Mengenal Cat Kayu Water Based Solusi Finishing Aman Tanpa Bau
Lolos Standar Kualitas Furniture untuk Ekspor ke Amerika Serikat
Memenuhi standar kualitas furniture untuk ekspor ke Amerika Serikat adalah kunci sukses di pasar global. Regulasi seperti TSCA Title VI, Lacey Act, CARB Phase 2, dan ASTM International Standards memastikan produk memiliki legalitas bahan baku, keamanan, dan dampak lingkungan yang minimal.
Selain bahan baku, finishing yang aman juga penting. Biovarnish, yang telah memenuhi regulasi EPA dan ECHA, memastikan furniture sesuai standar lingkungan dan kesehatan, sekaligus meningkatkan daya saing internasional.
Dengan memahami regulasi, menerapkan standar produksi yang ketat, dan memilih finishing yang tepat, eksportir Indonesia dapat memperluas pasar dan membangun reputasi sebagai produsen furniture berkualitas tinggi yang ramah lingkungan.
Baca juga : Cara Memenuhi Persyaratan Ekspor Furniture Kayu ke Eropa
Untuk pemesanan Biovarnish, silahkan klik banner di bawah ini.
