Material Kayu yang Wajib dan Tidak Wajib Diberi Anti-Tanin
- By Biovarnish - 05 Juni 2023 - 11:15:23
Kayu adalah sumber daya alam yang digunakan sebagai bahan untuk banyak proyek, seperti bangunan, mebel, dan keperluan lainnya. Setiap jenis kayu memiliki karakteristik unik dan berbeda. Salah satu karakteristik kayu yang penting adalah pada kandungan taninnya. Kandungan tanin pada kayu dapat mempengaruhi kualitas dan tampilan kayu, sehingga penting untuk mengetahui jenis kayu yang harus diberi antitanin dan tidak.
Sebelum membahas lebih lanjut tentang kayu yang harus diberi antitanin, kita perlu memahami lebih dalam tentang kandungan tanin pada kayu. Tanin adalah senyawa yang terdapat di dalam kayu dan dapat mempengaruhi tampilan, kekuatan, serta konsistensi kayu.
Kayu yang lebih tua biasanya memiliki kandungan tanin yang lebih tinggi dari kayu yang lebih muda. Kandungan tanin pada kayu dapat bervariasi antara tinggi atau rendah, tergantung pada jenis kayu tersebut. Sebagai contoh, kayu oak memiliki kandungan tanin yang tinggi, sedangkan kayu cedar memiliki kandungan tanin yang rendah.
Selain ditemukan pada bagian dalam kayu dan bagian luar kulit kayu, tanin juga sebenarnya terkandung pada akar, daun, bahkan pada buah yang masih muda. Namun, karena pembuahan di artikel ini adalah mengenai kandungan tanin pada bagian batang, maka tanin pada bagian lain pada kayu tidak akan dibahas.
Secara umum, perlu ada alasan untuk memberi antitanin pada kayu. Misalnya, pemberian antitanin sebelum kayu difinishing yang dimaksudkan untuk menutup pori tempat keluarnya getah. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi jika setelah difinishing, tanin kayu justru keluar dan mengotori hasil finishing itu sendiri.
Untuk hal tersebut, beikut ini adalah situasi pada material kayu yang memerlukan antitanin, di antaranya:
Tanin adalah senyawa yang unik. Tanin berfungsi sebagai pertahanan alami bagi tanaman. Dengan sifatnya yang antimikroba dan pestisida alami, tanin membantu melindungi kayu dari serangga dan mikroorganisme seperti jamur dan bakteri. Tanin membuat kayu menjadi kurang menarik bagi serangga penggerek kayu, rayap, dan hama lainnya.
Tanin juga membantu meningkatkan ketahanan kayu terhadap pembusukan. Senyawa tanin membantu menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri yang dapat merusak kayu. Oleh karena tanin tidak mudah terurai, kayu yang mengandung tanin akan lebih tahan lama.
Namun begitu, untuk beberapa jenis kayu, kandungan tanin yang tinggi justru membuat proses pengolahannya (terutama untuk mebel) jadi terhambat. Indikasi terhambatnya proses pengolahan kayu bisa dilihat, misalnya dengan perubahan warna cokelat atau kecoklatan pada permukaan cat. Tanin terdapat pada banyak kayu, terutama kayu cedar dan kayu merah dan dapat meresap ke permukaan, meninggalkan noda coklat kekuningan pada permukaan. Noda ini lebih terlihat pada warna cat yang lebih terang.
Dari hal tersebut, bisa dilihat bahwa kandungan tanin tinggi punya potensi untuk keluar ke permukaan kayu kapan saja tanpa bisa diprediksi. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, beberapa jenis kayu membutuhkan antitanin sebelum diberi cat. Berikut ini beberapa jenis kayu yang memerlukan antitanin sebelum difinishing:
Selain kayu yang memerlukan Antitanin saat finishing, beberapa jenis kayu ternyata tidak terlalu butuh untuk diberi antitanin. Hal ini karena jenis kayu tersebut, dalam banyak kondisi ternyata tetap bisa difungsikan sebagaimana mestinya.
Nah, berikut daftar beriku ini adalah jenis kayu yang tidak perlu diberi antitanin, di antaranya:
Sebelum membahas lebih lanjut tentang kayu yang harus diberi antitanin, kita perlu memahami lebih dalam tentang kandungan tanin pada kayu. Tanin adalah senyawa yang terdapat di dalam kayu dan dapat mempengaruhi tampilan, kekuatan, serta konsistensi kayu.
Kayu yang lebih tua biasanya memiliki kandungan tanin yang lebih tinggi dari kayu yang lebih muda. Kandungan tanin pada kayu dapat bervariasi antara tinggi atau rendah, tergantung pada jenis kayu tersebut. Sebagai contoh, kayu oak memiliki kandungan tanin yang tinggi, sedangkan kayu cedar memiliki kandungan tanin yang rendah.
Selain ditemukan pada bagian dalam kayu dan bagian luar kulit kayu, tanin juga sebenarnya terkandung pada akar, daun, bahkan pada buah yang masih muda. Namun, karena pembuahan di artikel ini adalah mengenai kandungan tanin pada bagian batang, maka tanin pada bagian lain pada kayu tidak akan dibahas.
Situasi yang Memerlukan Anti-Tanin
Secara umum, perlu ada alasan untuk memberi antitanin pada kayu. Misalnya, pemberian antitanin sebelum kayu difinishing yang dimaksudkan untuk menutup pori tempat keluarnya getah. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi jika setelah difinishing, tanin kayu justru keluar dan mengotori hasil finishing itu sendiri.
Untuk hal tersebut, beikut ini adalah situasi pada material kayu yang memerlukan antitanin, di antaranya:
- Pembuatan Mur Baut
Pada dapur atau tempat makan kayu sangat mungkin terkena air atau bahan cair lainnya. Jika kayu yang digunakan mengandung tanin tinggi, air atau bahan cair lainnya akan meresap dan membuat warna kayu menjadi berubah atau retak. Maka kayu yang digunakan untuk membuat mur baut pada dapur kayu sangat perlu diberi antitanin. - Pembuatan Pintu
Kayu yang dipakai untuk membuat pintu sering terpapar sinar matahari dan hujan yang menyebabkan kayu cepat memudar. Tidak hanya itu, sinar matahari dan hujan ini juga bisa menyebabkan tanin dalam kayu (material pintu) naik lalu menyebabkan kerusakan pada hasil finishing. Pemberian antitanin dapat membantu menjaga warna dan kilau kayu tetap terjaga. - Mebel yang Diletakkan di Luar Ruangan
Pada pembuatan mebel yang akan diletakkan di luar ruangan akan terkena panas, hujan, atau sinar matahari yang menjadi pemicu munculnya tanin ke permukaan kayu. Sangat disarankan untuk mengaplikasikan antitanin pada proses finishing mebel yang akan diletakkan di luar ruangan.
Jenis Kayu yang Memerlukan Antitanin saat Finishing
Tanin adalah senyawa yang unik. Tanin berfungsi sebagai pertahanan alami bagi tanaman. Dengan sifatnya yang antimikroba dan pestisida alami, tanin membantu melindungi kayu dari serangga dan mikroorganisme seperti jamur dan bakteri. Tanin membuat kayu menjadi kurang menarik bagi serangga penggerek kayu, rayap, dan hama lainnya.
Tanin juga membantu meningkatkan ketahanan kayu terhadap pembusukan. Senyawa tanin membantu menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri yang dapat merusak kayu. Oleh karena tanin tidak mudah terurai, kayu yang mengandung tanin akan lebih tahan lama.
Namun begitu, untuk beberapa jenis kayu, kandungan tanin yang tinggi justru membuat proses pengolahannya (terutama untuk mebel) jadi terhambat. Indikasi terhambatnya proses pengolahan kayu bisa dilihat, misalnya dengan perubahan warna cokelat atau kecoklatan pada permukaan cat. Tanin terdapat pada banyak kayu, terutama kayu cedar dan kayu merah dan dapat meresap ke permukaan, meninggalkan noda coklat kekuningan pada permukaan. Noda ini lebih terlihat pada warna cat yang lebih terang.
Dari hal tersebut, bisa dilihat bahwa kandungan tanin tinggi punya potensi untuk keluar ke permukaan kayu kapan saja tanpa bisa diprediksi. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, beberapa jenis kayu membutuhkan antitanin sebelum diberi cat. Berikut ini beberapa jenis kayu yang memerlukan antitanin sebelum difinishing:
- Kayu Jati, merupakan jenis kayu keras yang paling banyak digunakan untuk bahan bangunan, proyek konstruksi serta furniture. Kayu ini terkenal karena merupakan jenis kayu keras di level I. Namun begitu, tanin yang tinggi menjadi salah satu kekurangan ketika material dari kayu jati difinishing.
- Mahogany (kayu mahoni) merupakan jenis kayu tropis yang sering digunakan untuk pembuatan mebel atau bangunan luar ruangan. Mahogany memiliki kandungan tanin yang cukup tinggi, sehingga penggunaan antitanin dapat membantu menjaga warna alami kayu dan tampilannya tetap terjaga.
- Kayu bengkirai punya karakter yang mirip jati, dengan klasifikasi di golongan I dan II. Selain sebagai material furniture, kayu bengkirai juga digunakan untuk decking dan flooring. Dengan kandungan tanin yang hampir sama dengan kayu jati, kayu bengkirai jelas membutuhkan antitanin sebelum difinishing.
- Kayu merbau atau banyak orang indonesia mengenalnya dengan sebutan kayu jati adalah jenis kayu keras yang umumnya digunakan untuk kebutuhan furniture outdoor. Sebagaimana umumnya kayu keras, tanin pada merbau jelas harus ditangani dengan bahan antitanin.
- Oak atau ek adalah jenis kayu yang paling umum digunakan dalam pembuatan lantai ataupun mebel. Oak sendiri merupakan kayu dengan kandungan tanin yang cukup tinggi, sehingga penggunaan antitanin perlu diberikan untuk menjaga warna, corak dan kilau asli dari kayu tersebut.
- Black Walnut (Kayu Kenari Hitam) mengandung tanin dalam jumlah yang cukup tinggi. Tanin pada kayu kenari hitam memberikan kekuatan struktural dan ketahanan terhadap serangan serangga dan pembusukan.
- Acacia (Kayu Akasia) dikenal memiliki konsentrasi tanin yang tinggi. Tanin pada kayu akasia memberikan kekuatan, ketahanan, dan perlindungan terhadap serangga dan pembusukan.
Kayu yang Tidak Memerlukan Antitanin Sebelum Finishing
Selain kayu yang memerlukan Antitanin saat finishing, beberapa jenis kayu ternyata tidak terlalu butuh untuk diberi antitanin. Hal ini karena jenis kayu tersebut, dalam banyak kondisi ternyata tetap bisa difungsikan sebagaimana mestinya.
Nah, berikut daftar beriku ini adalah jenis kayu yang tidak perlu diberi antitanin, di antaranya:
- Cedar adalah jenis kayu yang sering digunakan dalam pembuatan pagar ataupun bangunan luar ruangan. Cedar memiliki kandungan tanin yang sangat rendah atau bahkan sama sekali tidak ada, sehingga tidak memerlukan antitanin untuk menjaga warna kayu.
- Redwood adalah jenis kayu yang sering digunakan dalam pembuatan bangunan luar ruangan atau pagar. Redwood memiliki kandungan tanin yang sangat rendah, sehingga tidak memerlukan antitanin untuk menjaga warna atau tampilan kayu.
- Maple adalah jenis kayu yang sering digunakan dalam pembuatan mebel atau lantai kayu. Maple memiliki kandungan tanin yang sangat rendah, sehingga tidak memerlukan antitanin untuk menjaga warna atau tampilan kayu.
Kandungan tanin pada kayu dapat mempengaruhi kualitas dan tampilan kayu, sehingga penting untuk mengetahui jenis kayu yang harus diberi antitanin dan yang tidak. Dalam penggunaan kayu, perlu mempertimbangkan jenis kayu dan lingkungan penggunaannya untuk memutuskan apakah memerlukan antitanin atau tidak. Dengan memahami karakteristik kayu, kita dapat memaksimalkan penggunaan antitanin secara efektif dan efisien.